Melihat kuda yang memiliki prospek yang signifikan, Wakil Gubernur Provinsi NTB Ir. H. Badrun Munir, MM menjanjikan akan perjungkan Kuda Bima tidak hanya menjadi ikon Bima dan NTB, tetapi menjadi ikon dunia. Kenapa harus Kuda?
MENYELARASKAN program visit Lombok Sumbawa 2012 oleh Pemerintah Provinsi NTB pada tahun 2009 lalu, Kota Bima akan mengambil bagian penting untuk menarik geliat pariwisata. Hal yang dirasa perlu untuk dikembangkan dan ditunjukan pada kancah nasional dan Internasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar event Festival Kuda Bima, Sabtu (4/12).
Festival Kuda Bima berlangsung sangat meriah, sejak pukul 07.30 wita bertempat di gedung Pemerintah Kota Bima yang baru, para undangan dari berbagai daerah di NTB pun turut hadir. Diantaranya, Wakil Gubernur Provinsi NTB Ir. H. Badrun Munir, MM hadir dengan rombongannya, Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Arif Wachyunadi, jajaran Muspida dari Kota dan Kabupaten se-NTB serta beberapa turis mencanegara dan domestikpun turut hadir memeriahkan Festival Kuda tersebut.
Seusai menggelar upacara penyerahan bendera Pataka di halaman gedung Pemerintah Kota (Pemkot) yang baru. Menyusul kemudian dengan acara Festival Kuda Bima. Acara dimulai dari laporan pertanggungjawaban Ketua Panitia oleh Kepala Disbudpar Kota Bima Ir. H. Ramli Hakim.
Kata Ramli, acara Festival itu tersebut bertujuan mendukung program Pemerintah Provinsi visit Lombok Sumbawa tahun 2012 mendatang, pendistribusian pagelaran parisiwata yang merata di daerah NTB, melestarikan budaya Bima sehingga bisa meningkatkan arus kunjungan wisatawan dan memberikan kontribusi positif dalam menumbuhkan ekonomi berbasis sumber daya lokal, serta memperkenalkan Kuda Bima menjadi Kuda yang berkualitas. “Sehingga dari semua tujuan ini, muncul satu Motto yang kita simpulkan, bahwa Ingat Kuda Inga Bima, Ingat Bima Ingat Kuda,” ujarnya.
Kenapa harus Kuda yang sangat perlu diperkenalkan kepada dunia nasional dan interasional, Ramli mengaku, berangkat dari filosofi masyarakat Bima yang terdiri dari empat pilar penting yakni jika memilih seorang untuk dijadikan pasangan hidup, maka carilah pasangan yang baik. Jika ingin mendirikan rumah, maka pilihlah rumah dari bahan dasar yang baik. Kemudian, apabila ingin memiliki senjata, maka pilihlah besi yang baik dan jika ingin memiliki kendaraan yang baik, maka pilihlah kuda yang berkualitas.
”Bagi masyarakat Bima, kuda memiliki makna yang dinamis, berani dan terus berjuang. Tidak pantang menyerah, kendati apapun yang menghalangi”, urainya.
Untuk rangkaian acara Festival Kuda, kembali Ramli melanjutkan, seusai karnaval, kuda sebanyak 500 ekor yang sudah dipersiapkan untuk mengikuti karnaval akan digiring menyusuri jalan Soekarno-Hatta menuju Lapangan Merdeka Bima.
Tiba di sana, diikuti sore harinya dengan kegiatan pameran kuda, yang menyuguhkan aksesoris kuda melalui industri kerajinan rakyat, cinderamata serba prototype kuda, kuliner dengan bahan dasar kuda dan lomba photo tentang kuda. Serta peragaan perah susu kuda. Kemudian pada hari Ahadnya aka nada pacuan Kuda di Panda yang diikuti kurang lebih 1000 kuda. “Untuk anggaran Festival ini, bersumber dari APBD Provinsi dan sharing dengan anggaran Pemerintah Kota Bima,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Wakil Walikota Bima H. A. Rahman H. Abidin dalam pidato singkatnya mengatakan, Pemerintah dan Masyarakat Kota Bima sangat bangga mendapatkan kesempatan penyelenggaraan Bulan Citra Budaya ke XVII melalui Festival Kuda Bima tersebut. Dimana, semua potensi kuda akan di sosialisasikan untuk dapat menarik minat wisatawan di daerah Bima.
“Ini kepercayaan yang sangat membanggakan kami. Potensi Kuda merupakan mutiara yang sangat membanggakan masyarakat Kota Bima dan Kabupaten Bima. Kita akan melihat secara keseluruhan apa saja potensi yang dimiliki Kuda Bima melalui pagelaran ini,” katanya.
Usai Aji Man menyampaikan pidato singkatnya, ada kalimat yang menarik yang dilontarkan Wakil Gubernur Provinsi NTB Ir. H. Badrun Munir, MM setelah mendapat giliran untuk memberikan sambutan. Dirinya akan memperjuangkan Kuda Bima tidak hanya menjadi ikon Bima dan NTB, pun juga akan menjadi ikon Dunia. “Komodo sudah adi ikon Dunia, kenapa lantas Kuda tidak. Kita akan sama-sama berjuang agar Kuda Bima juga mjadi ikon dunia,” janjinya.
Menurutnya, Komodo merupakan hewan yang tidak bisa didekati, karena berbahaya, tapi menjadi ikon dunia. Namun, Kuda merupakan hewan yang bisa didekati bahkan bisa ditunggani. Tidak hanya digunakan untuk kendaraan, pun kuda banyak memiliki manfaat lain yang bisa dijual. “Kuda memiliki prospek ekonomis. Mestinya Kuda juga menjadi Ikon dunia. Kedepan kita akan memperjuangkannya,” ujarnya.
Lanjutnya, Festival Kuda di Kota Bima, menjadi bagian sejarah yang terpenting. Kuda sebagai hewan yang banyak memiliki manfaat akan bisa menarik pariwisata dan mambu membangkitkan ekonomi berbasis budaya lokal. Jika terus dikembangkan, maka geliat pariwisata akan terus mengalir ke Bima. “Ini harapan kita kedepan, peningkatan arus pariwisata juga akan mengalir deras ke Bima. Tentunya dengan keindahan alam dan kuda yang dimilikinya,” harapnya.
Sambutan dari Badrun tersebut, sekaligus membuka secara resmi Festival Kuda Bima. Sesaat kemudian, ratusan Kuda mulai diarahkan ke Jalur jalan utama untuk mengikuti karnaval menyusuri jalan Soekarno-Hatta. Sekitar pukul 10.20 ratusan kuda pun tiba di Lapangan Merdeka Bima. Pada sore harinya, meski suasana hujan, Pameran dan pasar rakyat tetap digelar, berbagai asesoris, kuliner dan beragam aneka yang melekat pada kuda diperkenal kepada pengunjung. Pada malam hari, pun dilanjutkan dengan acara seni dan budaya mengenai kuda.
0 komentar:
Posting Komentar